Rabu, 26 November 2014

Metode ILmiah

Metode ILmiah”
1.   Syarat Ilmu Pengetahuan
Tidak semua  pengetahuan disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu atau ilmiah, adalah:
a.   Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya, atau didukung metodik fakta empiris.
b.   Metodik, artinya pengetahuan ilmiah itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
c.   Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu-kesatuan yang utuh.
d.   Berlaku umum/universal, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

2.   Metode ILmiah dan Langakah-Langkah Operasionalnya
Metode ilmiah adalah cara atau prosedur dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Langkah-langkah dalam menetapkan metode ini tidak selalu harus urut, yan penting pemecahan masalah untuk mendapatkan kesimpulan umum (GENERALISASI) hanya didasarkan atas data dan diuji dengan data dan bukan oleh keinginan, prasangka, kepercayaan, atau pertimbangan lain.       
Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmu alamiah. Pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu, yakni sifat rasional dan teruji, sehingga pengetahuan yang disusun dapat diandalkan. Metode-metode ILmiah menggabungkan cara berfikir induktif dan deduktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
Cara berfikir deduktif, menarik sebuah kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum. Deduktif berpola pikir yang bernama silogismus dan disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus disebut premis (mayor dan minor), dan premis-premis ini yang akan menjadi sumber kesimpulan agar menjadi sebuah pengetahuan.
Cara berfikir induktif, menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pernyataan khusus. Pernyataan memiliki ruang lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi, dan diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Induktif terkait dengan empirisme yang dibutuhkan fakta-fakta yang mendukung. Empierisme adalah paham yang berpendapat bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran.
   Dalam metode ilmiah, pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan empiris. Secara sederhana hal ini berarti bahwa semua teori ilmiah harus memenuhi 2 syarat utama, yaitu :
1.   Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang mungkin tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.
2.   Harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya, jika tidak didukung oleh pengujian empiris, tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
Langkah-langakah Metode ILmiah
a.   Perumusan masalah, yang dimaksud dengan masalah merupakan pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang suatu obyek yang diteliti. Masalah ini harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
b.   Penyusunan hipotesis,  merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang diajukan, materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
c.   Pengujian hipotesis, merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relavan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah fakta-fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak.
d.   Penarikan kesimpulan, penarikan kesimpulan berdasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung hipotesis tersebut.
Hipotesis yang telah diuji kebenarannya, dianggap sebagai pengetahuan baru dan diterima sebagai bagian dari ilmu atau bagian dari teori ilmiah. Secara luas teori ilmiah dapat diartikan sebagai suatu penjelasan teoritas mengenai suatu gejala alam tertentu.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya, dianggap sebagai ilmu baru dan diterima sebagai teori ilmiah. Secara luas teori ilmiah dapat diartikan sebagai suatu penjelasan teoritas mengenai suatu gejala alam tertentu.

Pengatahuan ini  kemudian dapat digunakan untuk menelaah masalah lain, yaitu dapat dipakai sebagai premis dalam usaha kita menjelaskan berbagai gejala yang lain. Dengan demikian maka proses kegiatan ilmiah mulai berputar lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar