Senin, 01 Desember 2014

Tentang Geografi

Tentang Geografi

1.     A.   Pengertian Geografi

Eratoshenes yang hidup 200 tahun sebelum Masehi dianggap sebagai orang pertama yang meletakkan dasar pengetahuan tentang bumi. Ia membuat karya tulis sebanyak 3 jilid yang berjudul Geographein. Di dalam buku tersebut,ia menguraikan antara lain tentang perubahan-perubahan daratan, lautan,gejala-gejala alam di lautan, benda-benda langit berikut jaringan-jaringan derajat astronomi.

1.     1.      Pengertian

Geografi berasal dari kata geographyca (bahasa Yunani). Geo artinya bumi dan graphein artinya tulisan, uraian, lukisan atau deskripsi (pemerian). Berdasarkan asal kata tersebut, geografimerupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan bumi.

1.     2.      Batasan Geografi

Batasan geografi sangat banyak dan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan peradaban manusia. Berikut ini adalah beberapa tokoh dengan definisi atau batasannya masing-masing (Nursid Sumaatmadja).
1.     Sidney dan Donal J.D. Mulkerne, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi dan kehidupan makhluk yang ada di atasnya.
2.     Hartshorne, menyatakan bahwa geografi berguna untuk memberikan deskripsi yang beraturan dan teliti dari permukaan bumi.
3.     Starbo, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik tertentu pada suatu wilayah dan memperhatikan hubungan antara berbagai tempat.
4.     Yeates, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi di permukaan bumi.
5.     Alexander, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan alam pada aktivitas manusia.
6.     Bintaro, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi; menganalisis gejala alam dan penduduk; mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
7.     Berdasarkan keputusan Lokakarya Nasional di Semarang 19 April 1988, dinyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Yang dimaksud dengan gejala geosfer ialah gejala-gejala alam yang berhubungan dengan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
1)      Litosfer, yaitu kulit bumi termasuk permukaan tanah.
2)      Hidrosfer, yaitu perairan darat dan perairan laut.
3)      Atmosfer, yaitu udara yang menyelimuti bumi.
Dalam menjelaskan hubungan timbal balik antara manusia dengan alam, geografi menggunakan sudut pandang kewilayahan. Maksudnya, geografi membahas suatu wilayah menurut kenyataan wilayah tersebut. Geografi sangat memperhatikan ciri khas setiap wilayah.
Dalam geografi, wilayah dapat diartikan sebgai luas atau sempitnya suatu bagian permukaan bumi. Wilayah yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Setelah geografi dengan sudut pandang kewilayahan akan memberikan kejelasan tentang interaksi (saling berhubungan) dan interdepensi (saling ketergantungan) antara manusia dengan alam di lingkungan hidupnya.
Persamaan dan perbedaan gejala geosfer dipelajari dengan sudut pandang kewilayahan dan konteks keruangan, yaitu ruang tempat hidup manusia. Di salam ruang tersebut terdapat hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana interaksi antara manusia dengan lingkungannya dan tingkat hidup mereka.
1.     B.   Konsep Dasar Geografi
Ada sepuluh konsep dasar geografi, yaitu sebagai berikut.
1.     Konsep aglomerasi, yaitu persebaran gejala geografi yang mengelompok di suatu tempat karena ada factor-faktor yang menguntungkan.
Contohnya: penduduk biasanya bertempat tinggal di daratan rendah yang subur.
1.     Konsep diferensi area, yaitu adanya perbedaan cirri khas suatu daerah dengan daerah lain.
2.     Konsep interaksi dan interdepensi, yaitu peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi gejala alam.
3.     Konsep jarak, yaitu berkaitan dengan proses pencapaian ke suatu lokasi dan perhitungan jarak antara satu tempat ke tempat lain.
4.     Konsep keterjangkauan, yaitu tersedianya sarana dan prasarana untuk mencapai suatu wilayah. Misalnya, transportasi di saerah rendah lebih mudah dibandingan transportasi di pegunungan.
5.     Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain.
6.     Konsep lokasi, yaitu konsep yang sangat penting dalam geografi. Konsep ini ada dua, yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut.
§  Lokasi relatif adalah lokasi yang didasarkan pada keadaan daerah sekitar.
§  Lokasi absolut adalah lokasi yang didasarkan pada garis lintang dan gars bujur.

7.     Konsep morfologi, yaitu konsep yang berhubungan dengan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda sehingga kegunaanya pun berbeda.
8.     Konsep nilai kegunaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan manfaat fenomena yang ada. Misalnya, daerah wisata bagi wisatawan merupakan tempat rekreasi, tetapi bagi pedagang merupakan tempat yang menguntungkan untuk berdagang.
9.     Konsep pola, yaitu berkaitan dengan persebaran fenomena permukiman, sungai, jenis tanah, dan pengembangan kota.

 C.   Pendekatan Geografi

Dalam geografi dekenal beberapa pendekatan, yaitu pendekatan ruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), pendekatan kronologi (history approach), dan pendekatan sistem (system approach).

1.     Pendekatan Keruangan {Spatial Approach}
Pendekatan keruangan adalah mempergunakan prinsip-prinsip yang berlaku, yaitu prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Pendekatan keruanagn ini meliputi sebagai berikut.
2.     Pendekatan Topik
Untuk pendekatan suatu gejala atau masalah dalam studi geografi dapat dimulai dari topik utama yang menjadi perhatian utama, misalnya kelaparan. Kelaparan di suatu daerah di ungkapkan jenis, sebab, persebaran, intensitas, dan interelasinya dengan gejala lain dan masalah secara keseluruhan. Dengan begitu, masalah geografi di daerah tersebut dapat di ungkap secara lebih luas.
Pendekatan topik dapat di lakukan terhadap topic-topik lainnya, seperti kekurangan air, erosi, industri, pengangguran, dan kenakalan remaja. Dalam melakukan pendekatan topik, pada prinsipnya tidak boleh terlepas hubungannya dengan ruang yang menjadi topik tersebut.
3.     Pendekatan Aktifitas Manusia
Dalam pendekatan utamanya, pendekatan ini di arahkan kepada aktivitas manusianya. Aktivitas penduduk dapat ditinjau dari persebaran, interelasi, dan deskripsinya dengan gejala lain yang berhubungan dengan aktivitas itu. Dari persebaran penduduk, kita dapat membedakan jenis aktivitas sehubungan dengan mata pencaharian. Misalnya, apakah aktivutas itu berlangsung di daratan rendah, di daratan tinggi atau pegunungan, di pantai, dan sebagainya. Dengan adanya persebaran kegiatan penduduk tadi, dapat pula di ungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, keadaan geologi, keadaan tinggi rendah permukaan, dan sebagainya.
4.     Pendekatan Regional
Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas dan membedakan diri dari region-region yang lain. Adapaun pendekatan region adalah mendekati suatu gejelah atau masalah dari region atau wilayah tempat gejala tadi tersebar. Pendekatannya ditekankan kepada region yang merupakan ruang atau wadahnya, bukan kepada topik atau aktifitas manusianya. Misalnya, masalah pantai. Dalam hal ini, kita mengungkapkan masalah abrasi pantai. Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai. Lalu,mengungkapkan interelasi abrasi dengan penanaman hutan bakau (mangrove) di pantai. Dan kita dapat membandingkan kondisi antara pantai yang tidak ditumbuhi pohon-pohon bakau.
Itulah sebabnya antara pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional sukar dipisahkan satu sama lainnya. Hal itu terjadi karena suatu pendekatan akan membantu pendekatan lainnya.
5.     Pendekatan Ekologi {Ecological Approach}
Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan suatu konsep san prinsip ekologi. Ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan persebaran dan aktivitas manusia
6.      Pendekatan Kronologi {History Approach}
Pendekatan kronologi (history atau sejarah) dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat pula menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya. Studi geografi dalam meneliti dan menganalisis gejala melalui konsep regional tidak hanya memperhatikan urutan waktu sebagai faktor ruang, melainkan juga harus memperhatikan tempat sebagai faktor historinya.
Pendekatan kronologi suatu gejala atau masalah pada ruang tertentu dapat kita lakukan sebagai berikut:
1.     Mengkaji perkembangannya
2.     Melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang
3.     Melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau wilayah tertentu.

Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya. Kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang. Selain itu, dapat dikaji pula apa sebabnya kota berkembang ke arah itu. Kita dapat menyusun perencanaan kota untuk menunjang perkembangannya secara serasi dan seimbang. Pendekatan historis atau kronologi dapat pula dilakukan terhadap pertumbuhan industri, migrasi penduduk, perkembangan daerah erosi dan banjir, dan sebagainya.
7.     Pendekatan Sistem {System  Approach}
Pendekatan sistem adalah mode berpikir sintetik yang diterapkan kepada masalah yang merupakan suatu sistem (Nursid Sumaadja, 1981). Mode berpikir sintetik adalah mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Pendekatan sistem diartikan sebagai suatu metodologi yang digunakan untuk mendekati, menelaah, dan mengkaji sistem gejala geografi dan sistem keruangan (spatial system). Pelaksanaan pendekatan sistem suatu gejala geografi dikaitkan atau dihubungkan dengan gejala lainnya dalam suatu sistem keruangan. Pendekatan sistem dapat pula diterapkan pada sistem keruangan industri, permukiman, perkotaan, pelabuhan, jaringan transportasi-komunikasi, dan sebagainya.

1.     D.   Prinsip-Prinsip Geografi
Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian, pengkajian, pengungkapan gejala, variable, faktor dan masalah geografi.
1.     1.      Prinsip Persebaran
Persebaran gejala dan fakta tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Kemudian kita gambarkan dan ungkapkan persebaran gejala dan fakta dalam ruang atau wilayah. Deng-an demikian, kita dapat mengungkapkan hubungan satu sama lainnya.
1.     2.      Prinsip Interelasi (Hubungan)
Setelah kita mengetahui persebarannya dalam ruang atau wilayah, kita akan mengungkap-kan hubungan antara satu faktor dengan yang lainnya. Yaitu, hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis; faktor manusia dengan faktor manusia; dan faktor fisis dengan faktor manusia. Akhirnya, kita dapat mengetahui karakteristik gejala atau fakta geografi di suatu wilayah.
1.     3.      Prinsip Deskripsi (Menjelaskan) atau Eksplanasi
Prinsip ini memberikan gambaran tentang gejala dan masalah yang dipelajari. Pelaksana-annyadapat melalui kalimat, peta, grafik, diagram, dan table. Deskripsi tersebut memberikan penjelasan tentang apa yang kita pelajari dan selidiki.
1.     4.      Prinsip Spasial (Keruangan)
Prinsip ini meninjau gejala, fakta, dan maslah geografi dalam persebarannya, interelasi-nya, dan interaksinya dalam ruangan. Ruang adalah bagian permukaan bumi, baik keseluruh-an maupun hanya sebagian, termasuk juga:
1.     Atmosfer paling bawah (troposfer) yang berpengaruh terhadap permukaan bumi.
2.     Litosfer (lapisan batuan) sampai kedalaman tertentu.
3.     Hidrosfer, yaitu air dipermukaan bumi (air laut dan air di darat) dan air tanah.
4.     Organism (makhluk hidup), flora, fauna, dan manusia di permukaan bumi.

1.     E.   Aspek Geografi
Untuk melakukan studi tentang berbagai aspek kehidupan dalam geografi maka harus dipelajari aspek-aspek secara geografi, yaitu pertanian, indusrti, permukiman, transportasi dan komunikasi, serta sumber daya.
1.     1.      Aspek Pertanian
Berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis, meliputi komponen-komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi dengan segala proses alamiahny. Subsistem manusia meliputi tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, dan kemampuan ekonomi.
Berikut ini kita akan mengkaji asosiasi berbagai variable pertanian dan diferensi pertanian.
1.     Pengkajian Asosiasi Variabe-Variabel Pertanian
Untuk menelaah hubungan dua variable pertanian, misalnya hubungan antara penggunaan pupuk per satuan luas dengan produktifitas pertanian atau antara produktivitas tersebut dengan jarak dari saluran utama pengairan setempat, kita dapat menganalisisnya.
2.     Pengkajian Diferensi Areal Pertanian
Analisis keruangan sector pertanian dilakukan terhadap areal pertanian yang cukup luas. Dari areal atau region pertanian yang cukup luas dapat ditentukan perbedaan-perbedaan areal yang lebih kecilberdasarkan macam-masam subsistem. Misalnya, keadaan pengairannya, jenis tanahnya, kemampuan teknologi pertaniannya, dan jenis pertanian yang dikembangkannya.
1.     2.      Aspek Industri
Industri dalam arti sempit adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry). Industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Aspek industri tersebut terutama kepada interelasi keruangan komponen-komponennya dan kepada pengorganisasian ruang dalam mengembangkan industri tersebut. Adapun aspek keruangan pembangunan industri, meliputi penerapan teknologi tepat, penentuan lokasi dengan persebarannya, dan diferensiasi (perbedaan) areal industri.

1.     Penerapan Teknologi Tepat
Teknologi tepat (teknologi adaptif), yaitu ahli teknologi dari negara-negara maju yang disesuaikan dan diserasikan dengan pertimbangan-pertimbangan keadaan lingkungan masyarakat yang menerapkannya (Nursid Sumaadja, 1985).
Penerapan teknologi adaptif pada sector industri, berarti :
1)      Tepat, sesuai dan serasi dengan kondisi fisis-geografis wilayah yang akan dikembangkan industrinya.
2)      Tepat, sesuai, dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat;
3)      Tepat, sesuai, dan serasi dengan kondisi demografi setempat;
4)      Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat.
1.     Penentuan Lokasi dengan Persebarannya
Dalam hal ini, aspek keruangan industri menyangkut pemecahan masalah kepadatan penduduk, persebaran penduduk, pengembangan daerah pedesaan, penjagaan pelestarian lingkungan hidup, dan sebagainya. Pembangunan industri dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional kesejahtraan penduduk, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Sementara itu, lokasi persebaran industri ke daerah pedesaan harus sesuai dengan kondisi geografi daerah pedesaan yang bersangkutan.
1.     Diferensiasi Areal Industri
Diferensiasi areal industri di arahkan kepada pemilihan kawasan yang tepat dan sesuai dengan jenis industri yang akan dikembangkan dikawasan tersebut. Kawasan industri terdiri dari komponen-komponen yang mendukung pembangunan industri meliputi:
1)      Potensi sumber daya
2)      Kemungkinan pengembangan transportasi dan komunikasi
3)      Sumber daya energy
4)      Keadaan lahan
5)      Tenaga kerja
6)      Pengembangan teknologi
7)      Usaha menjaga kelestarian lingkungan
8)      Pemasaran lokal, nasional, dan luar negeri
1.     3.      Aspek Permukiman
Permukiman adalah bagian bumi yang dihuni manusia, meliputi sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan. Pada mulanya, manusia memilih tempat tinggal atau permukiman dengan syarat-syarat:
1.     Cukup air
2.     Tanahnya subur
3.     Mudah untuk lalu lintas dan angkutan
4.     Mudah untuk menacari lapangan kerja
5.     Terlindung dari binatang buas
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman, yaitu faktor fisis, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
1.     Faktor fisis, meliputi:
1)      Keadaan tanah,
2)      Keadaan hidrografi,
3)      Iklim,
4)      Morfologi,
5)      Sumber daya lainnya
1.     Faktor sosial, meliputi:
1)      Karakter demografinya,
2)      Struktur dan organisasi sosial,
3)      Relasi sosial antar penduduk yang menghuni permukiman.
1.     Faktor budaya, meliputi:
1)      Tradisi setempat
2)      Daya seni
3)      Kemampuan teknologi dan iklim pengetahuan penduduk
1.     Faktor ekonomi, meliputi:
1)      Harga tanah
2)      Kemampuan daya beli penduduk
3)      Lapangan penghidupan
4)      Transportasi dan komunikasi
1.     Faktor politik, maliputi:
1)      Keadaan Negara dan pemerintahan
2)      Peraturan dan kebijakan
Berikut ini akan diulas mengenai kondisi di permukiman pedesaan, perkotaan, serta perencanaan dan pengembangan daerah permukiman.
1.     Permukiman di Daerah Pedesaan
Persoalan yang paling penting tentang permukiman di daerah pedesaan, yaitu mengenai perencanaan. Daerah pedesaan yang umumnya di dentik dengan daerah pertanian, pola permukimannya di pengaruhi oleh pertanian yang bersangkutan. Permukiman yang rapat berkembang di daerah yang subur tanahnya. Permukiman di desa nelayan lingkungannya buruk sekali. Untuk menciptakan permukiman yang sehat dan memenuhi syarat di perlukan bimbingan dan pengarahan dari pihak yang berwenang.
2.     Permukiman di Daerah Perkotaan
Permukiman di daerah perkotaan lebih kompleks dari pada di daerah pedesaan. Penduduk perkotaan beraneka ragam tentang pekerjaan, pendidikan, dan sosial budayanya. Kualitas tempat tinggal penduduknya juga bervariasi, mulai dari rumah mewah sampai gubuk yang tidak layak dihuni. Permukiman penduduk kota, semakin padat malah semakin menimbulkan masalah. Hal tersebut karna adanya pertumbuhan penduduk kota yang besar, baik dari kelahiran maupun perpindahan penduduk dari pedesaanu, Oleh karena itu, di kota banyak timbul tempat tinggal penduduk yang kumuh (slum).
3.     Perencanaan dan Pengembangan Daerah Permukiman
Untuk meningkatkan kesejahtreraan penduduk, daerah permukiman penduduk jangan dibiarkan berkembang secara liar yang dapat menimbulkan masalah lingkungan. Untuk itulah, permukiman harus di rencanakan dengan pola perencanaan yang baik. Dalam perencanaan dan pengembangan daerah permukiman tidak hanya pada penduduk yang sudah bermasyarakat secara teratur, tetapi juga pada permukiman penduduk lainnya termasuk suku terasing yang masyarakatnya belum teratur.
1.     4.      Aspek Transportasi dan Komunikasi
Transportasi adalah pemindahan benda maupun manusia dari satu tempat ke tampat lain. Komunikasi adalah pergerakan atau perpindahan bukan berbentuk benda, melainkan berupa berita, gagasan, buah pikiran, dan sebagainya. Transportasi dan komunikasi membawa pengaruh perkembangan dan perubahan fisik secara mental. Perkembangan dan pembangunan transportasi serta komunikasi dapat digunakan sebagai prasarana dan sarana untuk mengembangkan dan memajukan daerah terpencil.
1.     Pembangunan Sarana Transportasi Sebagai Usaha Mengembangkan Daerah
Melalui kemajuan teknologi komunikasi (telephone, telegraf, radio, tv, internet, dan ponsel) kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri. Namun, teknologi komunikasi dan teknologi transportasi tidak dapat mencapai permukaan bumi, terutama daerah-daerah yang terpencil. Untuk memajukan daerah terpencil dapat dikembangkan prasarana dan sarana transportasi darat, air, atau darat.
1)      Transportasi melalui darat berupa jalan raya dan jalan kerata api.
2)      Transportasi melalui air berupa pelayaran sungai, pelayaran antar pulau, dan pelayaran samudera.
3)      Transportasi melalui udara, yaitu dengan pesawat terbang. Khusus daerah terpencil dengan menggunakan penerbangan perintis.
Apabila transportasi dan komunikasi ke daerah terpencil lancar maka potensi yang ada di daerah, seperti hasil pertanian, sumber daya mineral, dan keindahan alamnya dapat dikembangkan sehingga kesejahtraan penduduknya dapat meningkat. Tentunya, prasarana dan sarana transportasi yang dikembangkan harus cocok dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
1.     Pengkajian Areal Pusat Transportasi
Angkutan di darat, perairan, maupun udara memerlukan pusat-pusat persinggahan. Pusat-pusat itu di darat berupa terminal kendaraan, diperairan berupa pelabuhan, dan di udara berupa lapangan terbanga (bandara). Pemilihan pusat-pusat persinggahan tersebut memerlu-kan penelitian agar lokasinya dapat memenuhi syarat-syaratnya. Sebagai contoh, untuk pembangunan pelabuhan harus memeruhi syarat-syarat sebagai berikut:
1)      Morfologi pantai harus memungkinkan untuk pelabuhan
2)      Kedalaman perairan harus dalam
3)      Daerah daratan, pantainya dapat menyediakan berbagai kebutuhan pelabuhan (air bersih, tenaga kerja, bahan makanan, bahan bakar, dan sebagainya).
4)      Prasarana dan saran transportasi darat
5)      Kemungkinan menjaga kelestarian lingkungan
6)      Kemungkinan untuk perluasan.
1.     Pengkajian Hubungan Dengan Aspek Kehidupan Lainnya
Untuk mengungkapkan tingkat kemajuan wilayah setampat berkenaan dengan berbagai aspeknya maka harus diteliti pula aspek-aspek kahidupan lainnya. Aspek-aspek itu, antara lain sumber daya hutan, sumber daya mineral, hasil perikanan, hasil pertanian, sumber daya kepariwisataan, dan hasil kerajinan.
1.     5.      Aspek Sumber Daya
Sumber daya adalah semua potensi dan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Persediaan ini akan menjadi sumber daya bilamana dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (bahan pangan, tempat berlindung, penghangat badan, transportasi, dan sebagainya). Suatu potensi, baru akan menjadi sumber daya jika kemampuan budaya telah dapat memanfaatkannya. Kekayaan yang tersimpan di dalam bumi tidak akan berkembang atau belum bermanfaat jika kemampuan ilmu dan teknologinya belum di gunakan. Bagi bangsa yang tingkat ilmu dan teknologinya sudah maju atau tinggi, sumber daya yang berada di Negara lain sudah dapat di manfaatkan . Kemampuan dan batas kemampuan sumber daya di pengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan kemajuan ilmu dan teknologi. Akibat pertumbuhan penduduk dan penerapan teknologi modern, sumber daya yang tidak dapat di perbarui akan cepat terkuras habis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar