Jumat, 19 Desember 2014

Pengertian Heliosentris

“Pengertian Heliosentris”

  Pengertian Teori Heliosentris
Dalam astronomi, Heliosentrisme adalah teori yang berbunyi bahwa Matahari menjadi pusat alam semesta. Kata tersebut berasal dari bahasa yunani, yaitu (Helios = Matahari, dan Kentron = Pusat). secara historis, Heliosentrisme bertentangan dengan Geosentrisme, yang menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta. Pandangan mengenai kemungkinan Heliosentrisme ini terjadi sejak zaman klasik kuno. Tapi abad ke-14 baru dapat ditemukan suatu model matematis yang dapat meramalkan secara lengkap sistem Heliosentris. yang hal tersebut dikemukakan oleh Nicolas Copernicus, jadi bisa disimpulkan bahwa teori Heliosentris ini berawal pada masa peradaban eropa.
Teori Copernicus ini telah menggoncangkan dunia pada zamannya. Sebab suatu penemuan yang sama sekali bertolak belakang dengan teori-teori sebelumnya, yang telah diyakini orang sepanjang 14 abad lamanya.
Pihak-pihak yang jelas menentang teori ini, adalah dari golongan para ahli ilmu pengetahuan, pengelola gereja-gereja dan tokoh-tokoh agama Nasrani. Teori Heliocentris ini kemudian didukung dan diikuti oleh ahli-ahli astronomi lainnya, antara lain Galileo Galilei dan Sir Isaac Newton. Teori ini memang masih banyak mengandung kelamahan-kelemahan, tetapi satu hal yang tak dapat diingkari, bahwa sampai sekarang prinsip tentang pusat dari Tatasurya kita ini khususnya, bukanlah bumi yang menjadi pusatnya, tetapi matahari.
Selain itu, teori ini juga mengajarkan, bahwa bumi ini bergerak mengitari matahari, suatu teori yang sampai sekarang tetap diakui kebenarannya.
Cara kerja konsep Heliosentris
Konsep heliosentris melahirkan hukum-hukum yang dicetuskan oleh Johannes Kepler, yaitu:

1.     Hukum I Kepler
Persamaan elips dari hukum pertama Kepler dirumuskan seperti berikut : 
Dimana “e” adalah eksentrisitas yang merupakan perbandingan antara jarak dua fokus dengan diameter panjang elips. Nilai eksentrisitas menentukan bentuk elips apakah makin lonjong atau makin mendekati bentuk lingkaran. Jika e = 0, maka orbit planet akan berupa lingkaran. Eksentrisitas bumi, ebumi = 0,017, hampir mendekati nol, jadi orbit bumi hampir mendekati lingkaran.
Akibat lintasan orbit planet berbentuk elips, maka selama suatu planet bergerak mengelilingi matahari menempuh satu putaran penuh yang disebut satu tahun pleneter, jarak antara planet tersebut dengan Matahari akan selalu berubah-ubah. Titik pada lintasan orbit planet yang menandai posisi paling dekat planet ke Matahari disebut perihelium. Sedangkan titik pada lintasan orbit Planet yang menandai posisi paling jauh Planet ke Matahari disebut aphelium.
Arah rotasi planet-planet dalam arah berlawanan dengan arah putar jarum jam, kecuali untuk planet Venus dan Uranus. Para astronom menetapkan arah putar berlawanan dengan arah putar jarum jam sebagai gerak langsung (direct), sedangkan arah putar searah dengan arah putaran jarum jam disebut gerak balik (retroge). 
2.     Hukum II Kepler
Hukum kedua Kepler yang disebut juga sebagai hukum kesamaan luas yang dipublikasikan pada tahun 1609, menyatakan bahwa luas (S) yang disapu oleh garis penghubung antara planet dan Matahari dalam selang waktu (t) yang sama adalah sama (S1 = S2 = S3), seperti ditunjukkan pada gambar.

Hukum ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kecepatan orbit suatu Planet mengitari matahari tidaklah konstan (uniform) melainkan berubah-ubah. Planet akan bergerak lebih cepat dalam orbitnya ketika berada pada daerah yang dekat dengan matahari, dan akan bergerak lebih lambat dalam orbitnya ketika berada pada daerah yang jauh dari matahari. Kecepatan orbit Planet berbanding terbalik dengan jaraknya terhadap matahari. Dalam notasi matematis , hukum ini dapat dirumuskan sebagai:

dengan C adalah konstanta. Persamaan ini dapat dibaca laju perubahan luas yang disapu garis penghubung planet-Matahari terhadap waktu adalah tetap, S1 = S2 = S3. Hukum kesamaan luas ini terbentuk sebagai konsekuensi dari adanya kekekalan momentum sudut dari planet-planet ketika berputar mengelilingi Matahari. Jika momentum sudut suatu planet yang mengitari matahari adalah kekal, maka planet harus bergerak lebih cepat bila dekat dengan matahari, dan bergerak lebih lambat jika berada jauh dari Matahari. Planet-planet yang berputar mengelilingi Matahari memiliki momentum sudut yang tetap, karena tidak ada gaya yang bekerja dalam arah geraknya. Gaya tarik matahari arahnya membentuk sudut
90^o terhadap arah gerak Planet
3.     Hukum III Kepler.
Hukum ketiga Kepler yang disebut juga sebagai hukum harmonik yang dipublikasikan pada tahun 1618, menyatakan bahwa perbandingan kuadrat periode revolusi (T2) terhadap pangkat tiga dari jarak rata-rata planet ke Matahari (jari-jari elips = R3) adalah sama untuk semua planet. Secara matematika, pernyataan tersebut dapat dirumuskan seperti berikut

Daftar pustaka
Khazin, Muhyiddin. 2004. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta : Buana Pustaka. “Theori Heliosentris”


Rabu, 17 Desember 2014

Proses Perubahan Energi Uap Menjadi Energi Listrik

“Proses Perubahan Energi Uap Menjadi Energi Listrik Pada PLTU”

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.  PLTU merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
1.     Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2.     Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3.     Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

PLTU menggunakan fluida kerja uap air yang bersirkulasi secara tertutup.  Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

·        Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
·        Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik  sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan.
·        Ketiga, uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin sehingga berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

Demikian siklus air uap (fluida kerja) ini berlangsung secara berulang-ulang dan
terus menerus. Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel
langsung dengan turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik
dari terminal output generator.



Gambar Siklus Perubahan Energi Uap Menjadi Energi Listrik pada PLTU











Daftar Pustaka


https://aguszulhendri.wordpress.com/2013/08/02/1-prinsip-kerja-pltu/

Rabu, 10 Desember 2014

Masa dan Berat

“MASSA DAN BERAT” 


a.    Pengertian Massa dan Berat

I.              Massa
Massa adalah ukuran banyaknya materi yang di kandung oleh suatu benda. Atau, Massa adalah ukuran kelembaman ( kemampuan mempertahankan gerak) suatu benda. Massa suatu benda di manapun sama. Massa benda dan di bumi dan di bulan sama. Massa benda dan di puncak yang tinggi juga sama. Hal biasa di pahami karena massa menyatakan banyaknya zat yang di kandung oleh suatu benda.

II.            Berat
Berat adalah besarnya gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat benda dapat di ubah-ubah  menurut tempat dimana benda tersebut berada. Berat benda di bumi dan di bulan berbeda-beda. Kenapa demikian ? karena berat menyatakan ukuran gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut.
Gaya gravitasi bumi lebih besar dari pada gaya gravitasi bulan. Akibatnya berat benda ketika berada di bumi lebih besar dibandingkan beratnya ketika berada di bulan. Berat benda di puncak lebih kecil dibandingkan beratnya ketika berada di tepi pantai. Makin tinggi benda ini dari permukaan bumi, maka beratnya lebih kecil. Berat benda dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Keterangan      :
w = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = gaya grvitasi bumi (m/s2)
Mengingat massa benda (m) tetap, maka berat benda (w) ditentukan oleh percepatan gravitasi berbeda dengan satu tempat dengan tempat yang lain. Percepatan gravitasi di bulan adalah 1/6 kali gravitasi di bumi. Akibatnya berat benda di bulan 1/6 kali dari beratnya bumi.
b.    Gaya Berat
Berat (w) berasal dari kata weight adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda.

Bagaimanakah hubungan antara massa dan berat ?

Jika suatu benda di lepaskan dari ketinggian tertentu benda akan jatuh. Jika hambatan agin di abaikan , maka satu-satunya gaya yang bekerja pada benda adalah gaya gravitasi bumi ( berat benda ).Benda akan mengalami gerak jatuh bebas dengan percepan kebawah sama dengan percepatan gravitasi.
Dengan menggunakan hukum newton II pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara massa dan berat.

Kemanakah arah gaya berat ?

Berat adalah gaya gravitasi bumi ( sering disebut gaya tarik bumi ). Karena itu vektor berat selalu berarah tegak lurus pada permukaan bumi menuju ke pusat bumi. Dengan demikian vektor suatu benda dibumi selalu berarah tegak lurus kebawah dimanapun posisi benda diletakkan, baik horizontal, miring atupun tegak.

c.    Perbedaan massa dan berat

  • Massa :

1.    Menyatakan banyaknya materi yang terkandung pada suatu benda.
2.    Besarnya di mana-mana tetap,
3.    Termasuk besaran skalar (besaran yang hanya memiliki besar saja, tidak memperhitungkan arah),
4.    Satuan dalam internasional (SI) adalah kilogram,
5.    Diukur dengan menggunakan neraca Ohauss.

Berat
1.    Menyatakan besarnya gaya tarik gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda,
2.    Besarnya berubah-ubah sesuai kedudukannya (tergantung pada percepatan gravitasi di tempat tersebut). Semakin jauh dari pusat bumi berat suatu benda semakin berkurang. Demikian juga berat benda di kutub akan lebih besar dibandingkan berat benda di khatulistiwa,
3.    Termasuk besaran vektor (besaran yang memiliki besar dan arah),
4.    Satuan dalam internasional (SI) adalah newton,
5.    Diukur dengan menggunakan neraca pegas (dinamometer)

d.    Hubungan massa dan berat


Massa dan berat dihubungkan dengan persamaan.

W = m g
W = berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

Kamis, 04 Desember 2014

Tentang Grafitasi

“Gravitasi”

Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari mengakibatkan benda-benda langit berada pada orbit masing-masing dalam mengitari matahari.
Fisika modern mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einsten, namun hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuksatelit buatan manusia.
Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
Hukum Gravitasi Universal Newton
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
F = G. m1.m2/r2 = m1.g
F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta grafitasi.
m1 adalah besar massa titik pertama
m2 adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan
g adalah percepatan gravitasi = G.m2/r2
Dalam sistem internasional, F diukur dalam newton (N), 
m1 dan m2 dalam kilogram (kg), 
r dalam meter (m), dan
konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung berat. Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan grafitasi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:     W = m.g . W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari satu tempat. Hukum Gravitasi Universal Newton.
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:
Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.
F = m1.m2/r2 = m1.g
adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta grafitasi.
m1 adalah besar massa titik pertama
m2 adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan
adalah percepatan gravitasi = G = m2/r2
Dalam sistem intetrnasional, F diukur dalam Newton (N), 
m1 dan m2 dalam kilogram (kg), 
r dalam meter (m), dan
konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.
Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung berat. Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan grafitasi bumi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: W = m.g . W adalah gaya berat benda tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi ini berbeda-beda dari satu tempat

Senin, 01 Desember 2014

Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia


“Perubahan Fisika dan Kimia”

1.   Perubahan Fisika

Suatu materi mengalami perubahan fisika, adalah perubahan zat yang bersifat sementara, seperti perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan zat baru.
Jika kita memanaskan es, maka es tersebut akan berubah menjadi air, selanjutnya jika kita panaskan terus maka air akan berubah menjadi uap air.
Peristiwa ini hanya menunjukan perubahan wujud dimana es, adalah air yang berbentuk padat, dan air yang berbentuk cair, dan uap air adalah air yang berbentuk gas. Tampak bahwa zat masih tetap air. Berbagai macam perubahan wujud adalah contoh perubahan fisika. Beberapa contoh di bawah ini, adalah perubahan wujud yang mudah kita amati.
Proses membeku, perubahan dari zat cair menjadi zat padat karena terjadi penurunan suhu, membuat es dan membuat agar-agar atau jelly adalah proses yang sering dilakukan oleh ibu kita.
Penyubliman adalah peristiwa perubahan zat padat berubah menjadi gas. Dalam kehidupan sehari-hari  mudah kita jumpai, misalnya kapur barus yang menyublim menjadi gas berbau wangi. Menghablur merupakan peristiwa perubahan gas menjadi padatan, peristiwa ini sering disebut juga dengan pengkristalan. Proses di laboratorium dapat dilakukan untuk membuat kristal amonium sulfat yang berasal dari gas amonia dan belerang dioksida.
Perubahan wujud yang lain adalah menguap, mencair dan mengembun. Peristiwa ini dapat diamati pada peristiwa hujan. Peristiwa ini diawali dengan penguapan air ke udara,  selanjutnya mencair kembali dan kembali ke permukaan bumi Perubahan bentuk juga termasuk dalam perubahan fisika, misalnya gandum yang digiling menjadi tepung terigu. benang dipintal menjadi kain dan batang pohon dipotong-potong menjad kayu balok, papan dan triplek.
Perubahan fisika di lingkungan sekitar.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan perubahan fisika. Contohnya:
·        Batuan besar yang pecah berubahmenjadi batuankecil
·        Udara yang kita hirup
·        Perubahan dari air menjadi uap air saat menjemur pakaian
·        Mencampur gula dengan air teh
·        Merebus air
·        Membuat es batu
·        Menggoreng dengan mentega

Ciri-ciri perubahan fisika
·        Tidak terbentuk zat jenis baru
·        Zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula
·        Hanya diikuti perubahan sifat fisika saja

2.   Perubahan Kimia
Perubahan kimia merupakan yang bersifat kekal dengan menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Untuk mempermudah, dapat kita lakukan percobaan sederhana.
Batang kayu kita ambil dan dibakar, Batang kayu tersebut berubah menjadi abu, asap dan disertai keluarnya panas. Abu, asap dan panas yang keluar tidak berubah kembali menjadi batang kayu. Perubahan yang terjadi kekal dan menjadi ciri perubahan kimia, dengan kata lain, zat sebelum bereaksi berbeda dengan zat sesudah bereaksi.
Beberapa contoh lain adalah :
a.   Pembakaran bahan bakar, bensin atau solar menghasilkan zat cair dan asap serta energi yang dapat menggerakkan kendaraan bermotor.
b.   Proses fotosiontesa pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, mengubah air, gas karbon dioksida dan bantuan cahaya matahari dapat diubah menjadi makanan atau karbohidrat,
c.   Pemanasan batu kapur menghasil kapur tohor dan gas karbondioksida.

Ciri-ciri perubahan kimia
·        Terbentuknya zat jenis baru
·        Zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula
·        Diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia

Selama terjadi perubahan kimia massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi.


Sebab-sebab terjadinya perubahan kimia

o   Dapat terjadi akibat pembakaran
o   Dapat terjadi akibat pencampuran zat
o   Dapat terjadi akibat adanya aliran listrik
o   Dapat terjadi akibat pencampuran dua zat atau lebih yang menghasilkan zat baru. Contoh :
§  Natrium hidroksida + asam klorida

§  Ketika mengisi ulang aki

Tentang Geografi

Tentang Geografi

1.     A.   Pengertian Geografi

Eratoshenes yang hidup 200 tahun sebelum Masehi dianggap sebagai orang pertama yang meletakkan dasar pengetahuan tentang bumi. Ia membuat karya tulis sebanyak 3 jilid yang berjudul Geographein. Di dalam buku tersebut,ia menguraikan antara lain tentang perubahan-perubahan daratan, lautan,gejala-gejala alam di lautan, benda-benda langit berikut jaringan-jaringan derajat astronomi.

1.     1.      Pengertian

Geografi berasal dari kata geographyca (bahasa Yunani). Geo artinya bumi dan graphein artinya tulisan, uraian, lukisan atau deskripsi (pemerian). Berdasarkan asal kata tersebut, geografimerupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan bumi.

1.     2.      Batasan Geografi

Batasan geografi sangat banyak dan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan peradaban manusia. Berikut ini adalah beberapa tokoh dengan definisi atau batasannya masing-masing (Nursid Sumaatmadja).
1.     Sidney dan Donal J.D. Mulkerne, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi dan kehidupan makhluk yang ada di atasnya.
2.     Hartshorne, menyatakan bahwa geografi berguna untuk memberikan deskripsi yang beraturan dan teliti dari permukaan bumi.
3.     Starbo, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik tertentu pada suatu wilayah dan memperhatikan hubungan antara berbagai tempat.
4.     Yeates, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi di permukaan bumi.
5.     Alexander, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan alam pada aktivitas manusia.
6.     Bintaro, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi; menganalisis gejala alam dan penduduk; mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
7.     Berdasarkan keputusan Lokakarya Nasional di Semarang 19 April 1988, dinyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Yang dimaksud dengan gejala geosfer ialah gejala-gejala alam yang berhubungan dengan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.
1)      Litosfer, yaitu kulit bumi termasuk permukaan tanah.
2)      Hidrosfer, yaitu perairan darat dan perairan laut.
3)      Atmosfer, yaitu udara yang menyelimuti bumi.
Dalam menjelaskan hubungan timbal balik antara manusia dengan alam, geografi menggunakan sudut pandang kewilayahan. Maksudnya, geografi membahas suatu wilayah menurut kenyataan wilayah tersebut. Geografi sangat memperhatikan ciri khas setiap wilayah.
Dalam geografi, wilayah dapat diartikan sebgai luas atau sempitnya suatu bagian permukaan bumi. Wilayah yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Setelah geografi dengan sudut pandang kewilayahan akan memberikan kejelasan tentang interaksi (saling berhubungan) dan interdepensi (saling ketergantungan) antara manusia dengan alam di lingkungan hidupnya.
Persamaan dan perbedaan gejala geosfer dipelajari dengan sudut pandang kewilayahan dan konteks keruangan, yaitu ruang tempat hidup manusia. Di salam ruang tersebut terdapat hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana interaksi antara manusia dengan lingkungannya dan tingkat hidup mereka.
1.     B.   Konsep Dasar Geografi
Ada sepuluh konsep dasar geografi, yaitu sebagai berikut.
1.     Konsep aglomerasi, yaitu persebaran gejala geografi yang mengelompok di suatu tempat karena ada factor-faktor yang menguntungkan.
Contohnya: penduduk biasanya bertempat tinggal di daratan rendah yang subur.
1.     Konsep diferensi area, yaitu adanya perbedaan cirri khas suatu daerah dengan daerah lain.
2.     Konsep interaksi dan interdepensi, yaitu peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi gejala alam.
3.     Konsep jarak, yaitu berkaitan dengan proses pencapaian ke suatu lokasi dan perhitungan jarak antara satu tempat ke tempat lain.
4.     Konsep keterjangkauan, yaitu tersedianya sarana dan prasarana untuk mencapai suatu wilayah. Misalnya, transportasi di saerah rendah lebih mudah dibandingan transportasi di pegunungan.
5.     Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain.
6.     Konsep lokasi, yaitu konsep yang sangat penting dalam geografi. Konsep ini ada dua, yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut.
§  Lokasi relatif adalah lokasi yang didasarkan pada keadaan daerah sekitar.
§  Lokasi absolut adalah lokasi yang didasarkan pada garis lintang dan gars bujur.

7.     Konsep morfologi, yaitu konsep yang berhubungan dengan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda sehingga kegunaanya pun berbeda.
8.     Konsep nilai kegunaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan manfaat fenomena yang ada. Misalnya, daerah wisata bagi wisatawan merupakan tempat rekreasi, tetapi bagi pedagang merupakan tempat yang menguntungkan untuk berdagang.
9.     Konsep pola, yaitu berkaitan dengan persebaran fenomena permukiman, sungai, jenis tanah, dan pengembangan kota.

 C.   Pendekatan Geografi

Dalam geografi dekenal beberapa pendekatan, yaitu pendekatan ruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), pendekatan kronologi (history approach), dan pendekatan sistem (system approach).

1.     Pendekatan Keruangan {Spatial Approach}
Pendekatan keruangan adalah mempergunakan prinsip-prinsip yang berlaku, yaitu prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi. Pendekatan keruanagn ini meliputi sebagai berikut.
2.     Pendekatan Topik
Untuk pendekatan suatu gejala atau masalah dalam studi geografi dapat dimulai dari topik utama yang menjadi perhatian utama, misalnya kelaparan. Kelaparan di suatu daerah di ungkapkan jenis, sebab, persebaran, intensitas, dan interelasinya dengan gejala lain dan masalah secara keseluruhan. Dengan begitu, masalah geografi di daerah tersebut dapat di ungkap secara lebih luas.
Pendekatan topik dapat di lakukan terhadap topic-topik lainnya, seperti kekurangan air, erosi, industri, pengangguran, dan kenakalan remaja. Dalam melakukan pendekatan topik, pada prinsipnya tidak boleh terlepas hubungannya dengan ruang yang menjadi topik tersebut.
3.     Pendekatan Aktifitas Manusia
Dalam pendekatan utamanya, pendekatan ini di arahkan kepada aktivitas manusianya. Aktivitas penduduk dapat ditinjau dari persebaran, interelasi, dan deskripsinya dengan gejala lain yang berhubungan dengan aktivitas itu. Dari persebaran penduduk, kita dapat membedakan jenis aktivitas sehubungan dengan mata pencaharian. Misalnya, apakah aktivutas itu berlangsung di daratan rendah, di daratan tinggi atau pegunungan, di pantai, dan sebagainya. Dengan adanya persebaran kegiatan penduduk tadi, dapat pula di ungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, keadaan geologi, keadaan tinggi rendah permukaan, dan sebagainya.
4.     Pendekatan Regional
Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas dan membedakan diri dari region-region yang lain. Adapaun pendekatan region adalah mendekati suatu gejelah atau masalah dari region atau wilayah tempat gejala tadi tersebar. Pendekatannya ditekankan kepada region yang merupakan ruang atau wadahnya, bukan kepada topik atau aktifitas manusianya. Misalnya, masalah pantai. Dalam hal ini, kita mengungkapkan masalah abrasi pantai. Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai. Lalu,mengungkapkan interelasi abrasi dengan penanaman hutan bakau (mangrove) di pantai. Dan kita dapat membandingkan kondisi antara pantai yang tidak ditumbuhi pohon-pohon bakau.
Itulah sebabnya antara pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional sukar dipisahkan satu sama lainnya. Hal itu terjadi karena suatu pendekatan akan membantu pendekatan lainnya.
5.     Pendekatan Ekologi {Ecological Approach}
Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan suatu konsep san prinsip ekologi. Ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan persebaran dan aktivitas manusia
6.      Pendekatan Kronologi {History Approach}
Pendekatan kronologi (history atau sejarah) dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat pula menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya. Studi geografi dalam meneliti dan menganalisis gejala melalui konsep regional tidak hanya memperhatikan urutan waktu sebagai faktor ruang, melainkan juga harus memperhatikan tempat sebagai faktor historinya.
Pendekatan kronologi suatu gejala atau masalah pada ruang tertentu dapat kita lakukan sebagai berikut:
1.     Mengkaji perkembangannya
2.     Melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang
3.     Melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau wilayah tertentu.

Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya. Kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang. Selain itu, dapat dikaji pula apa sebabnya kota berkembang ke arah itu. Kita dapat menyusun perencanaan kota untuk menunjang perkembangannya secara serasi dan seimbang. Pendekatan historis atau kronologi dapat pula dilakukan terhadap pertumbuhan industri, migrasi penduduk, perkembangan daerah erosi dan banjir, dan sebagainya.
7.     Pendekatan Sistem {System  Approach}
Pendekatan sistem adalah mode berpikir sintetik yang diterapkan kepada masalah yang merupakan suatu sistem (Nursid Sumaadja, 1981). Mode berpikir sintetik adalah mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Pendekatan sistem diartikan sebagai suatu metodologi yang digunakan untuk mendekati, menelaah, dan mengkaji sistem gejala geografi dan sistem keruangan (spatial system). Pelaksanaan pendekatan sistem suatu gejala geografi dikaitkan atau dihubungkan dengan gejala lainnya dalam suatu sistem keruangan. Pendekatan sistem dapat pula diterapkan pada sistem keruangan industri, permukiman, perkotaan, pelabuhan, jaringan transportasi-komunikasi, dan sebagainya.

1.     D.   Prinsip-Prinsip Geografi
Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian, pengkajian, pengungkapan gejala, variable, faktor dan masalah geografi.
1.     1.      Prinsip Persebaran
Persebaran gejala dan fakta tidak merata dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Kemudian kita gambarkan dan ungkapkan persebaran gejala dan fakta dalam ruang atau wilayah. Deng-an demikian, kita dapat mengungkapkan hubungan satu sama lainnya.
1.     2.      Prinsip Interelasi (Hubungan)
Setelah kita mengetahui persebarannya dalam ruang atau wilayah, kita akan mengungkap-kan hubungan antara satu faktor dengan yang lainnya. Yaitu, hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis; faktor manusia dengan faktor manusia; dan faktor fisis dengan faktor manusia. Akhirnya, kita dapat mengetahui karakteristik gejala atau fakta geografi di suatu wilayah.
1.     3.      Prinsip Deskripsi (Menjelaskan) atau Eksplanasi
Prinsip ini memberikan gambaran tentang gejala dan masalah yang dipelajari. Pelaksana-annyadapat melalui kalimat, peta, grafik, diagram, dan table. Deskripsi tersebut memberikan penjelasan tentang apa yang kita pelajari dan selidiki.
1.     4.      Prinsip Spasial (Keruangan)
Prinsip ini meninjau gejala, fakta, dan maslah geografi dalam persebarannya, interelasi-nya, dan interaksinya dalam ruangan. Ruang adalah bagian permukaan bumi, baik keseluruh-an maupun hanya sebagian, termasuk juga:
1.     Atmosfer paling bawah (troposfer) yang berpengaruh terhadap permukaan bumi.
2.     Litosfer (lapisan batuan) sampai kedalaman tertentu.
3.     Hidrosfer, yaitu air dipermukaan bumi (air laut dan air di darat) dan air tanah.
4.     Organism (makhluk hidup), flora, fauna, dan manusia di permukaan bumi.

1.     E.   Aspek Geografi
Untuk melakukan studi tentang berbagai aspek kehidupan dalam geografi maka harus dipelajari aspek-aspek secara geografi, yaitu pertanian, indusrti, permukiman, transportasi dan komunikasi, serta sumber daya.
1.     1.      Aspek Pertanian
Berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Subsistem fisis, meliputi komponen-komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi dengan segala proses alamiahny. Subsistem manusia meliputi tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, dan kemampuan ekonomi.
Berikut ini kita akan mengkaji asosiasi berbagai variable pertanian dan diferensi pertanian.
1.     Pengkajian Asosiasi Variabe-Variabel Pertanian
Untuk menelaah hubungan dua variable pertanian, misalnya hubungan antara penggunaan pupuk per satuan luas dengan produktifitas pertanian atau antara produktivitas tersebut dengan jarak dari saluran utama pengairan setempat, kita dapat menganalisisnya.
2.     Pengkajian Diferensi Areal Pertanian
Analisis keruangan sector pertanian dilakukan terhadap areal pertanian yang cukup luas. Dari areal atau region pertanian yang cukup luas dapat ditentukan perbedaan-perbedaan areal yang lebih kecilberdasarkan macam-masam subsistem. Misalnya, keadaan pengairannya, jenis tanahnya, kemampuan teknologi pertaniannya, dan jenis pertanian yang dikembangkannya.
1.     2.      Aspek Industri
Industri dalam arti sempit adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industry). Industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan subsistem fisis dengan subsistem manusia. Aspek industri tersebut terutama kepada interelasi keruangan komponen-komponennya dan kepada pengorganisasian ruang dalam mengembangkan industri tersebut. Adapun aspek keruangan pembangunan industri, meliputi penerapan teknologi tepat, penentuan lokasi dengan persebarannya, dan diferensiasi (perbedaan) areal industri.

1.     Penerapan Teknologi Tepat
Teknologi tepat (teknologi adaptif), yaitu ahli teknologi dari negara-negara maju yang disesuaikan dan diserasikan dengan pertimbangan-pertimbangan keadaan lingkungan masyarakat yang menerapkannya (Nursid Sumaadja, 1985).
Penerapan teknologi adaptif pada sector industri, berarti :
1)      Tepat, sesuai dan serasi dengan kondisi fisis-geografis wilayah yang akan dikembangkan industrinya.
2)      Tepat, sesuai, dan serasi dengan kondisi ekonomi setempat;
3)      Tepat, sesuai, dan serasi dengan kondisi demografi setempat;
4)      Dapat memberikan lapangan usaha dan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat.
1.     Penentuan Lokasi dengan Persebarannya
Dalam hal ini, aspek keruangan industri menyangkut pemecahan masalah kepadatan penduduk, persebaran penduduk, pengembangan daerah pedesaan, penjagaan pelestarian lingkungan hidup, dan sebagainya. Pembangunan industri dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional kesejahtraan penduduk, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Sementara itu, lokasi persebaran industri ke daerah pedesaan harus sesuai dengan kondisi geografi daerah pedesaan yang bersangkutan.
1.     Diferensiasi Areal Industri
Diferensiasi areal industri di arahkan kepada pemilihan kawasan yang tepat dan sesuai dengan jenis industri yang akan dikembangkan dikawasan tersebut. Kawasan industri terdiri dari komponen-komponen yang mendukung pembangunan industri meliputi:
1)      Potensi sumber daya
2)      Kemungkinan pengembangan transportasi dan komunikasi
3)      Sumber daya energy
4)      Keadaan lahan
5)      Tenaga kerja
6)      Pengembangan teknologi
7)      Usaha menjaga kelestarian lingkungan
8)      Pemasaran lokal, nasional, dan luar negeri
1.     3.      Aspek Permukiman
Permukiman adalah bagian bumi yang dihuni manusia, meliputi sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan penduduk yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan. Pada mulanya, manusia memilih tempat tinggal atau permukiman dengan syarat-syarat:
1.     Cukup air
2.     Tanahnya subur
3.     Mudah untuk lalu lintas dan angkutan
4.     Mudah untuk menacari lapangan kerja
5.     Terlindung dari binatang buas
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman, yaitu faktor fisis, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
1.     Faktor fisis, meliputi:
1)      Keadaan tanah,
2)      Keadaan hidrografi,
3)      Iklim,
4)      Morfologi,
5)      Sumber daya lainnya
1.     Faktor sosial, meliputi:
1)      Karakter demografinya,
2)      Struktur dan organisasi sosial,
3)      Relasi sosial antar penduduk yang menghuni permukiman.
1.     Faktor budaya, meliputi:
1)      Tradisi setempat
2)      Daya seni
3)      Kemampuan teknologi dan iklim pengetahuan penduduk
1.     Faktor ekonomi, meliputi:
1)      Harga tanah
2)      Kemampuan daya beli penduduk
3)      Lapangan penghidupan
4)      Transportasi dan komunikasi
1.     Faktor politik, maliputi:
1)      Keadaan Negara dan pemerintahan
2)      Peraturan dan kebijakan
Berikut ini akan diulas mengenai kondisi di permukiman pedesaan, perkotaan, serta perencanaan dan pengembangan daerah permukiman.
1.     Permukiman di Daerah Pedesaan
Persoalan yang paling penting tentang permukiman di daerah pedesaan, yaitu mengenai perencanaan. Daerah pedesaan yang umumnya di dentik dengan daerah pertanian, pola permukimannya di pengaruhi oleh pertanian yang bersangkutan. Permukiman yang rapat berkembang di daerah yang subur tanahnya. Permukiman di desa nelayan lingkungannya buruk sekali. Untuk menciptakan permukiman yang sehat dan memenuhi syarat di perlukan bimbingan dan pengarahan dari pihak yang berwenang.
2.     Permukiman di Daerah Perkotaan
Permukiman di daerah perkotaan lebih kompleks dari pada di daerah pedesaan. Penduduk perkotaan beraneka ragam tentang pekerjaan, pendidikan, dan sosial budayanya. Kualitas tempat tinggal penduduknya juga bervariasi, mulai dari rumah mewah sampai gubuk yang tidak layak dihuni. Permukiman penduduk kota, semakin padat malah semakin menimbulkan masalah. Hal tersebut karna adanya pertumbuhan penduduk kota yang besar, baik dari kelahiran maupun perpindahan penduduk dari pedesaanu, Oleh karena itu, di kota banyak timbul tempat tinggal penduduk yang kumuh (slum).
3.     Perencanaan dan Pengembangan Daerah Permukiman
Untuk meningkatkan kesejahtreraan penduduk, daerah permukiman penduduk jangan dibiarkan berkembang secara liar yang dapat menimbulkan masalah lingkungan. Untuk itulah, permukiman harus di rencanakan dengan pola perencanaan yang baik. Dalam perencanaan dan pengembangan daerah permukiman tidak hanya pada penduduk yang sudah bermasyarakat secara teratur, tetapi juga pada permukiman penduduk lainnya termasuk suku terasing yang masyarakatnya belum teratur.
1.     4.      Aspek Transportasi dan Komunikasi
Transportasi adalah pemindahan benda maupun manusia dari satu tempat ke tampat lain. Komunikasi adalah pergerakan atau perpindahan bukan berbentuk benda, melainkan berupa berita, gagasan, buah pikiran, dan sebagainya. Transportasi dan komunikasi membawa pengaruh perkembangan dan perubahan fisik secara mental. Perkembangan dan pembangunan transportasi serta komunikasi dapat digunakan sebagai prasarana dan sarana untuk mengembangkan dan memajukan daerah terpencil.
1.     Pembangunan Sarana Transportasi Sebagai Usaha Mengembangkan Daerah
Melalui kemajuan teknologi komunikasi (telephone, telegraf, radio, tv, internet, dan ponsel) kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri. Namun, teknologi komunikasi dan teknologi transportasi tidak dapat mencapai permukaan bumi, terutama daerah-daerah yang terpencil. Untuk memajukan daerah terpencil dapat dikembangkan prasarana dan sarana transportasi darat, air, atau darat.
1)      Transportasi melalui darat berupa jalan raya dan jalan kerata api.
2)      Transportasi melalui air berupa pelayaran sungai, pelayaran antar pulau, dan pelayaran samudera.
3)      Transportasi melalui udara, yaitu dengan pesawat terbang. Khusus daerah terpencil dengan menggunakan penerbangan perintis.
Apabila transportasi dan komunikasi ke daerah terpencil lancar maka potensi yang ada di daerah, seperti hasil pertanian, sumber daya mineral, dan keindahan alamnya dapat dikembangkan sehingga kesejahtraan penduduknya dapat meningkat. Tentunya, prasarana dan sarana transportasi yang dikembangkan harus cocok dengan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
1.     Pengkajian Areal Pusat Transportasi
Angkutan di darat, perairan, maupun udara memerlukan pusat-pusat persinggahan. Pusat-pusat itu di darat berupa terminal kendaraan, diperairan berupa pelabuhan, dan di udara berupa lapangan terbanga (bandara). Pemilihan pusat-pusat persinggahan tersebut memerlu-kan penelitian agar lokasinya dapat memenuhi syarat-syaratnya. Sebagai contoh, untuk pembangunan pelabuhan harus memeruhi syarat-syarat sebagai berikut:
1)      Morfologi pantai harus memungkinkan untuk pelabuhan
2)      Kedalaman perairan harus dalam
3)      Daerah daratan, pantainya dapat menyediakan berbagai kebutuhan pelabuhan (air bersih, tenaga kerja, bahan makanan, bahan bakar, dan sebagainya).
4)      Prasarana dan saran transportasi darat
5)      Kemungkinan menjaga kelestarian lingkungan
6)      Kemungkinan untuk perluasan.
1.     Pengkajian Hubungan Dengan Aspek Kehidupan Lainnya
Untuk mengungkapkan tingkat kemajuan wilayah setampat berkenaan dengan berbagai aspeknya maka harus diteliti pula aspek-aspek kahidupan lainnya. Aspek-aspek itu, antara lain sumber daya hutan, sumber daya mineral, hasil perikanan, hasil pertanian, sumber daya kepariwisataan, dan hasil kerajinan.
1.     5.      Aspek Sumber Daya
Sumber daya adalah semua potensi dan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Persediaan ini akan menjadi sumber daya bilamana dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (bahan pangan, tempat berlindung, penghangat badan, transportasi, dan sebagainya). Suatu potensi, baru akan menjadi sumber daya jika kemampuan budaya telah dapat memanfaatkannya. Kekayaan yang tersimpan di dalam bumi tidak akan berkembang atau belum bermanfaat jika kemampuan ilmu dan teknologinya belum di gunakan. Bagi bangsa yang tingkat ilmu dan teknologinya sudah maju atau tinggi, sumber daya yang berada di Negara lain sudah dapat di manfaatkan . Kemampuan dan batas kemampuan sumber daya di pengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan kemajuan ilmu dan teknologi. Akibat pertumbuhan penduduk dan penerapan teknologi modern, sumber daya yang tidak dapat di perbarui akan cepat terkuras habis.